kisah Sayyid Yusuf (talango)

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA
PENGASIH LAGI MAHA
PENYAYANG.
Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan petunjuk kepada
para walinya, dan yang telah memberikan ilham kepada
mereka kalimat kebenaran, dan
sholawat dan salam semoga
selalu tercurah pada junjungan
kita Nabi Muhammad, penghulu
semua utusan dan juga kepada keluarga beliau yang suci dan
kepada para sahabat beliau
sebagaipetunjuk bagi orang –
orang yang bertaqwa dan juga
kepada pengikut –pengikut
meraka sampai hari kiamat. Amma Ba’du : Sungguh rahmat Allah
akan
turun ketika memperingati acara
HAUL para walinya dan para
sholihin dan sungguh ketenangan
akan selalu tercurah pada para yang hadir dan yang
merayakannya. Maka kami ingin
sekali menceritakan pada mereka
tentang seorang “ SAYYID “ yang
sedang dirayakan ini, agar
supaya menjadi peringatan bagi orang – orang yang akan datang,
demi mengamalkan
sebuah hadits, bahwa
sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda : “ sebutkanlah oleh
kalian kebaikan – kebaikan orang yang mati diantara kalian dan
pendamlah kejelekan – kejelekan
mereka “ maka dengan hadits ini
maka mensunnahkan ulama
mengadakan peringatan
wafatnya para wali dan para sholihin yang mereka namakan
HAUL tiap hari dan
menceritakan / membacakan
didalamnya manaqip tiap – tiap
wali yang terkenal dengan
ilmunya, kebaikannya, wara’nya dan taqwanya dari keadaan –
keadaan mereka yang agung
serta bukti – bukti yang besar
( kekeramatan ) dari para wali
Allah yang sholeh
agar supaya mereka dijadikan contoh oleh manusia dari puncak
timur dan barat atau agar
menjadi suri tauladan yang baik
bagi makhluk – makhluk yang
akan datang. Maka juga adanya
SAYYID YUSUF ini juga dijadikan contoh bagi mereka. Adalah
Sayyid Yusuf ini termasuk salah
seorang wali Allah yang
mempunyai sifat – sifat dengan
sifat – sifat yang agung dan
sifat-sifat yang baik dan beliau adalah seorang imam Al – Arif
Billah Al-Alim Al- Allamah yang
mempunyai habar-habar yang
dapat dipahami, lisan kebenaran
yang kembali pada penelitian
dalam hakikat, dan laut penelitian yang belum pernah
meninggalkan sesuatu yang
muskil, yang mempunyai lidah
terjemah, seorang wali kutub
Assulton Al-Waliyul khair Al-
qihaust yang terkenal dengan banyak kekeramatan dan bukti,
yaitu Jamaluddin Abul Mahasin
Yusuf bin Ali bin Abdullah bin
Jarullah Abdul Aziz bin Muhammad
bin Athifah bin Abi Dzabih
Muhammad bin Abi Nami bin Hasan bin Ali bin Qafadah bin Idris bin
Mutha’in bin Abdul Karim bin Isa
bin Husin bin Sulaiman bin Ali bin
Abdullah bin Imam Muhammad Ats-
Tsa-ir bin Musa bin Abdullah
Al-kiram bin Musa Al-jaun bin Imam Abdullah Al-kamil bin Imam
Husin Al-Mutsanni bin Imam Hasan
As-sibith bin Imam Ali bin Abi
Thalib. Adanya beliau dilahirkan di
Mekkah Almukarromah pada
malam sabtu tanggal 12 Jumadil Ula tahun 1198 Hijriyah dan
beliau dibesarkan dan menuntut
ilmu dimekkah dan belajar Al-
qur’an pada Syeh Ahmad bin
Muhammad Al-halwani di
Damaskus, seorang Syeh / guru Qurra’ di Masjidil Haram, dan
beliau belajar Fiqih pada seorang
Faqih ( ahli fiqih ) : Adullah bin
Abdurrahman Assiraj Alhanafi dan
belajar hadits pada seorang ahli
hadits : Ali bin Abdullah Al-qal’iy dan juga pada Sayyid Ali bin
Abdul Bar Al-Wana-i Al-hasani dan
juga pada Syeh Ahmad bin Ubaid
Al-atthar dari Damaskus,
kemudian beliau pergi ke Yaman
dan banyak belajar disana dari ulama-ulama besar kemudian
beliau belajar dari Sayyid Ahmad
bin Muhammad seorang Maqbul
yang berlabuh dan Sayyid Abdur
Razzaq Al-Bakkari dan Sayyid
Abdul Qasim bin Sulaiman Al- hajjam. Dan kemudian beliau
berlayar ke India kemudian
kembali lagi ke Mekkah dan
belajar disana pada seorang ahli
Fiqih, Al-faqih Ibrahim bin Ahmad
Alkhatib, kemudian berjumpa juga di Mekkah dengan Habib Hamid
bin Alwi Al Haddad kemudian oleh
Habib Hamid beliau dibawa ke
Palembang kemudian bersahabat
dengan
Habib Abdurrahman bin Husin bin Hasan bin Alwi bin Ahmad Al-idrus
yang terkenal dengan seorang
yang mempunyai banyak
kekuasaan, yang wafat di
Palembang pada tahun 1211
Hijriyah dan Habib Alwi bin Ahmad Al Kaf. Kemudian beliau menetap
di Palembang beberapa lama
kemudian beliau dimulyakan oleh
Sultan Ahmad Najmuddin dan
beliau dikawinkan dengan salah
seorang wanita yang mulya, dan beliau dikaruniai beberapa orang
anak, yang diantara mereka ada
yang bernama Muhammad, beliau
seorang yang alim, yang mulya,
yang shaleh, banyak shalat dan
wiridnya, mempunyai banyak kekeramatan yang diluar
kebiasaan dan tampak
kasyafnya, berbicara tentang
lintasan-lintasan hati dan
menghabarkan tentang apa yang
ada dalam hati, beliau juga berbudi luhur dan adab yang
sopan, sangat dermawan,
mencintai orang yang faqir dan
miskin dan para sholihin dan
banyak membantu mereka dan
banyak memberikan sedekah baik pada kerabat dekat dan
jauh dan beliau banyak
mengadakan perjalanan dan
beliau selalu menutup diri dengan
lain. Kemudian beliau dari
Palembang pergi ke Surabaya, kemudian beliau tinggal dirumah
Habib Al Matsri Agil bin Idrus bin
Agil, kemudian beliau pergi ke
Madura dan tinggal dengan
Sultan Abdurrahman bin
Muhammad Jabir Raja Sumenep, kemudian beliau pergi ke
Bangkalan dan beliau di mulyakan
disana. Dan adanya beliau r.a
seorang yang alim, tawadhu’,
berwibawa disisi Raja-raja dan
pemimpin-pemimpin, tembus perkataan, baik dalam berpolitik
dan pengaturan, kesatria dan
juga berjiwa mulia, lalu beliau
wafat di Telango salah satu pulau
di Madura pada malam
senin tanggal 15 Rabiul Akhir tahun 1252 Hijriyah.
Beliau meninggalkan beberapa
orang putra mudah-mudahan
Allah meridhai beliau, dan
memberikan rahmatnya
sebagaimana yang telah diberikannya pada orang-orang
yang baik dan menempatkan
beliau di dalam surganya
bersama ulama-ulama salaf yang
baik. Amin. Semoga Allah selalu
mencurahkan rahmatnya pada junjungan kita Nabi Muhammad
beserta keluarganya dan para
sahabatnya. Amin-amin-amin Ya
Rubbal Alamin. Manaqib ini
diterjemahkan
Oleh Al Faqir Ahmad Lutfi bin Umar Bahabazy
dari karya :
( yang menulis manaqib ini )
1.) Sayyid Salim bin Ahmad bin
Jindan.
2.) Habib Alwi bin Abi Bakria bin Bil Faqqi. sumber : http://
majeliswalisongo.wordpress.com/2010/07/25/
terjemahan-manaqib-al-%E2%80%
93-habib-yusuf-bin-ali-al-%E2%